Terangkanlah, Syair Doa & Dzikir Husnul Khotimah Malah Jadi Bahan Candaan

Author : UnknownTidak ada komentar

Terangkanlah, Syair Doa & Dzikir Lagu Khusnul Khotimah Opick yang Malah Jadi Bahan Candaan.

Terangkanlah, Syair Doa & Dzikir Lagu Islami Khusnul Opick
LAGU religius Islami, Husnul Khotimah (Opick), mendadak viral di media sosial. Namun, sayangnya, yang jadi viral bukan syair aslinya, melainkan parodi dan meme-nya yang diawali lirik Terangkanlah.

Yang menjadi viral adalah frasa 'Eta Terangkanlah' yang digunakan dalam berbagai. Frasa itu berasal dari bahasa Sunda, yakni tambahan kata eta yang artinya "itu" atau "ini".

Popularitas 'Eta Terangkanlah', menurut bermula dari sebuah unggahan di YouTube yang menggambarkan sosok pria tengah berjoget dengan latar lagu berbahasa Sunda yang menyanyikan lagu 'Khusnul Khatimah' Opick.

Dalam video berjudul parodi Eta Terangkanlah itu, lirik lagu dinyanyikan dalam bahasa Sunda. Video itu diunggah ke YouTube oleh akun The Bokers Gaming pada 11 Juni 2017.

Lagu aslinya, Khusnul Khatimah, bertempo pelan dengan suara yang penuh pengharapan kepada Tuhan. Lagu yang ada di dalam album Ya Rahman (2008), itu bercerita tentang harapan agar dituntun kembali ke jalan yang benar dan meninggal dalam keadaan baik, alias khusnul khatimah.

VIDEO LAGU KHUSNUL KHOTIMAH OPICK



Lirik Lagu Khusnul Khotimah - Opick

Terangkanlah..
Terangkanlah..
Jiwa yang berkabut
Langkah penuh dosa

Bila masa tlah tiada
Kereta kencana datang tiba-tiba

Airmata dalam luka tak merubah ceritanya
Hanya hening dan berjuta tanya
Dalam resah dalam pasrah

Terangkanlah..
Terangkanlah..
Hati yang mengeluh
Saat hilang arah

Detik waktu yang memburu
Detik yang tak pernah kembali padaMu

Terangilah..
Terangilah..
Bimbing kami dalam langkahampunilah..
Maafkanlah..
Dosa hidup sebelum di akhir masa
ya Allah biha ya Allah bihaya Allah bi khusnul khotimahya
Allah biha ya Allah bihaya Allah bi khusnul khotimah

Demikian mendalam lirik lagi ini. Ia berisi doa mohon ampunan, mohon bimbingan, dzikir, dan harapan agar mati dalam kondisi Husnul Khotimah.

Sangat disayangkan, lagu penuh doa dan dzikir tentang kematian itu malah menjadi bahan candaan. Waspadalah, secara sengaja atau tidak sengaja, kita bisa terjebak pada mempermainkan doa dan dzikir serta kesakralan Husnul Khotimah yang menjadi cita-cita setiap orang beriman.

Pengertian Husnul Khotimah

Khusnul Khotimah --penulisan yang benar Husnul Khotimah-- secara bahasa artinya "akhir yang baik", yakni kematian dalam kondisi yang baik, dalam keadaan beriman-Islam, dalam keadaan ibadah, bukan dalam keadaan bermaksiat atau berlaku buruk.

Husnul berakar kata hasana atau ihsan, yakni baik. Khotimah dari kata khatam, artinya tamat. Jadi, husnul khotimah artinya akhir yang baik, yakni akhir hidup yang baik atau  meninggal dunia dalam kondisi baik.


Sebuah hadits Anas bin Malik yang diriwayatkan Imam Ahmad yang menunjukkan tentang husnul khotimah pada seorang hamba, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

ذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.” Para sahabat bertanya; “Bagaimana membuatnya beramal?” beliau menjawab: “Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik Radhiyallohu ‘anhu, bahwa nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ قَالَ لَيْسَ ذَاكَ كَرَاهِيَةَ الْمَوْتِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا حُضِرَ جَاءَهُ الْبَشِيرُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَا هُوَ صَائِرٌ إِلَيْهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَكُونَ قَدْ لَقِيَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْفَاجِرَ أَوْ الْكَافِرَ إِذَا حُضِرَ جَاءَهُ بِمَا هُوَ صَائِرٌ إِلَيْهِ مِنْ الشَّرِّ أَوْ مَا يَلْقَاهُ مِنْ الشَّرِّ فَكَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

“Barangsiapa senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang bertemu dengan Allah, maka Allah tidak senang bertemu dengannya.” Para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, kami semua tidak menyukai kematian?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukan itu yang aku maksud, namun seorang yang beriman apabila menghadapi sakaratul maut, maka seorang pemberi kabar gembira utusan Allah datang menghampirinya seraya menunjukkan tempat kembalinya, hingga tidak ada sesuatu yang lebih dia sukai kecuali bertemu dengan Allah. Lalu Allah pun suka bertemu dengannya. Adapun orang yang banyak berbuat dosa, atau orang kafir, apabila telah menghadapi sakaratul maut, maka datang seseorang dengan menunjukkan tempat kembalinya yang buruk, atau apa yang akan dijumpainya berupa keburukan. Maka itu membuatnya tidak suka bertemu Allah, hingga Allah pun tidak suka bertemu dengannya.” (HR. Ahmad)

Salah satu tanda kematian husnul khotimah adalah mengucapkan kalimat tauhid sebelum dicabut nyawa.

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلامِهِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallooh’ maka dia akan masuk Surga.” (HR. Abu Dawud).

مَنْ قَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ابتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ ، خُتِمَ لَهُ بهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بهَا ، دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ تَصَدَّقَ بصَدَقَةٍ ابتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بهَا ، دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa yang meninggal ketika mengucap ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas karena maka dia masuk Surga, barangsiapa yang berpuasa pada suatu hari kemudian meninggal maka dia masuk Surga, dan barangsiapa yang bersedekah ikhlas karena Allah kemudian dia meninggal maka dia masuk Surga.” (HR. Ahmad).

Orang yang meninggal dalam kondisi berjuang di jalan Allah (Jihad fi Sabilillah) juga masuk dalam kategori mati husnul khotima.

قَتْلُ الْمُسْلِمِ شَهَادَةٌ وَالطَّاعُونُ شَهَادَةٌ وَالْبَطْنُ وَالْغَرَقُ وَالْمَرْأَةُ يَقْتُلُهَا وَلَدُهَا جَمْعَاءَ

"Terbunuhnya seorang muslim terhitung syahid, kematian karena wabah thaun terhitung syahid, kematian karena sakit perut terhitung syahid, kematian karena tenggelam terhitung syahid dan seorang wanita yang mati karena melahirkan anaknya terhitung syahid.” (HR. Ahmad).

Demikianlah, betapa sakralnya persoalan Husnul Khotimah ini. Betapa setiap muslim mengidamkan meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah. Maka, janganlah dijadikan candaan lirik lagu Terangkanlah dari nasyid Khusnul Khotimah Opick. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*


Artikel Terkait

Posted On : Senin, 14 Agustus 2017Time : Agustus 14, 2017
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : Belajar Online | |
close
Banner iklan disini
> [Tutup]